• spanduk_kepala_01

berita

Mengungkap Rahasia Efisiensi Pabrik Laundry: Tujuh Faktor Inti

Terdapat perbedaan yang jelas dalam efisiensi produksi berbagai pabrik binatu. Perbedaan ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor utama ini dibahas secara mendalam di bawah ini.

Peralatan Canggih: Landasan Efisiensi

Performa, spesifikasi, dan kemajuan peralatan binatu secara langsung memengaruhi efisiensi produksi pabrik binatu. Peralatan binatu yang canggih dan adaptif dapat menangani lebih banyak linen per satuan waktu sambil mempertahankan kualitas pencucian.

❑ Misalnya, CLMsistem pencuci terowongandapat mencuci 1,8 ton linen per jam dengan penghematan energi dan air yang sangat baik, secara signifikan mengurangi siklus pencucian tunggal.

❑ CLMtali setrika berkecepatan tinggi, yang terdiri dari pengumpan penyebaran empat stasiun, setrika rol super, dan pelipat, dapat mencapai kecepatan operasi maksimum 60 meter/menit dan dapat menangani hingga 1.200 lembar sprei per jam.

Semua ini dapat sangat membantu efisiensi pabrik binatu. Menurut survei industri, efisiensi produksi keseluruhan pabrik binatu yang menggunakan peralatan binatu kelas atas adalah 40%-60% lebih tinggi daripada pabrik binatu yang menggunakan peralatan lama, yang sepenuhnya menunjukkan peran besar peralatan binatu berkualitas tinggi dalam meningkatkan efisiensi.

mesin cuci terowongan

Uap sangat diperlukan dalam proses pencucian dan penyetrikaan di pabrik binatu, dan tekanan uap merupakan faktor kunci dalam menentukan efisiensi produksi. Data yang relevan menunjukkan bahwa ketika tekanan uap lebih rendah dari 4,0 Barg, sebagian besar setrika dada tidak akan beroperasi secara normal, yang mengakibatkan stagnasi produksi. Dalam kisaran 4,0-6,0 Barg, meskipun setrika dada dapat beroperasi, efisiensinya terbatas. Hanya ketika tekanan uap mencapai 6,0-8,0 Barg,setrika dadadapat dibuka sepenuhnya dan kecepatan menyetrika mencapai puncaknya.

❑ Misalnya, setelah pabrik pencucian besar meningkatkan tekanan uap dari 5,0Barg menjadi 7,0Barg, efisiensi produksi penyetrikaannya meningkat hampir 50%, yang sepenuhnya menunjukkan pengaruh besar tekanan uap terhadap efisiensi pabrik pencucian secara keseluruhan.

Kualitas Uap: Kesenjangan Kinerja antara Uap Jenuh dan Uap Tak Jenuh

Uap dibagi menjadi uap jenuh dan uap tak jenuh. Ketika uap dan air dalam pipa berada dalam keadaan kesetimbangan dinamis, maka itu adalah uap jenuh. Menurut data eksperimen, energi panas yang ditransfer oleh uap jenuh sekitar 30% lebih tinggi daripada uap tak jenuh, yang dapat membuat suhu permukaan silinder pengering lebih tinggi dan lebih stabil. Dalam lingkungan suhu tinggi ini, laju penguapan air di dalam linen dipercepat secara signifikan, yang sangat meningkatkanefisiensi menyetrika.

❑ Mengambil contoh pengujian di lembaga pencucian profesional, penggunaan uap jenuh untuk menyetrika sejumlah linen yang sama, waktunya sekitar 25% lebih singkat daripada penggunaan uap tak jenuh, yang dengan kuat membuktikan peran penting uap jenuh dalam meningkatkan efisiensi.

CLM

Kontrol Kelembapan: Saat Menyetrika dan Mengeringkan

Kadar air pada kain linen merupakan faktor yang sering diabaikan namun penting. Jika kadar air pada sprei dan selimut terlalu tinggi, kecepatan menyetrika akan melambat karena waktu penguapan air meningkat. Menurut statistik, setiap peningkatan kadar air sebesar 10% pada kain linen akan menyebabkan peningkatan kadar air.

Untuk setiap peningkatan kadar air sprei dan selimut sebanyak 10%, waktu menyetrika 60 kg sprei dan selimut (kapasitas ruang mesin cuci terowongan biasanya 60 kg) bertambah rata-rata 15-20 menit. Sedangkan untuk handuk dan linen lain yang sangat menyerap, jika kadar airnya tinggi, waktu pengeringannya akan bertambah secara signifikan.

❑ CLMmesin pengepres air tugas beratdapat mengontrol kadar air handuk di bawah 50%. Menggunakan pengering putar CLM yang dipanaskan langsung untuk mengeringkan 120 kg handuk (setara dengan dua lembar kain linen yang disetrika) hanya membutuhkan waktu 17-22 menit. Jika kadar air handuk yang sama adalah 75%, menggunakan CLM yang samapengering putar pembakaran langsunguntuk mengeringkannya akan memerlukan waktu tambahan 15-20 menit.

Hasilnya, pengendalian kadar air pada linen secara efektif mempunyai arti penting untuk meningkatkan efisiensi produksi pabrik binatu dan menghemat konsumsi energi pada proses pengeringan dan penyetrikaan.

CLM

Usia Karyawan: Korelasi Faktor Manusia

Intensitas kerja yang tinggi, jam kerja yang panjang, lebih sedikit hari libur, dan upah yang relatif rendah di pabrik-pabrik laundry Tiongkok mengakibatkan kesulitan perekrutan. Banyak pabrik hanya dapat merekrut karyawan yang lebih tua. Menurut survei, terdapat kesenjangan yang signifikan antara karyawan yang lebih tua dan karyawan muda dalam hal kecepatan operasi dan kelincahan reaksi. Kecepatan operasi rata-rata karyawan yang lebih tua 20-30% lebih lambat daripada karyawan muda. Hal ini membuat karyawan yang lebih tua sulit untuk mengimbangi kecepatan peralatan selama proses produksi, yang mengurangi efisiensi produksi secara keseluruhan.

❑ Pabrik binatu yang memperkenalkan tim karyawan muda mengurangi waktu untuk menyelesaikan jumlah pekerjaan yang sama sekitar 20%, menyoroti dampak struktur usia karyawan terhadap produktivitas.

Efisiensi Logistik: Koordinasi Penerimaan dan Pengiriman

Ketatnya pengaturan waktu antara jalur penerimaan dan pengiriman secara langsung mempengaruhi efisiensi operasional pabrik laundry. Di beberapa pabrik laundry, sering terjadi kesenjangan antara waktu pencucian dan waktu penyetrikaan karena waktu penerimaan dan pengiriman linen tidak kompak.

❑ Misalnya, jika kecepatan mencuci tidak sesuai dengan kecepatan menyetrika, maka dapat mengakibatkan area setrika menunggu cucian di area pencucian. Hal ini mengakibatkan peralatan tidak digunakan dan membuang-buang waktu.

Menurut data industri, karena koneksi penerimaan dan pengiriman yang buruk, sekitar 15% pabrik binatu memiliki tingkat utilisasi peralatan kurang dari 60%, yang secara serius membatasi efisiensi produksi secara keseluruhan.

CLM

Praktik Manajemen: Peran Insentif dan Pengawasan

Cara pengelolaan pabrik binatu memiliki pengaruh besar pada efisiensi produksi. Intensitas pengawasan berhubungan langsung dengan antusiasme karyawan.

Menurut survei, di pabrik binatu yang tidak memiliki pengawasan dan mekanisme insentif yang efektif, kesadaran karyawan terhadap pekerjaan aktif lemah, dan efisiensi kerja rata-rata hanya 60-70% dari pabrik dengan mekanisme manajemen yang baik. Setelah beberapa pabrik binatu mengadopsi mekanisme penghargaan borongan, antusiasme karyawan meningkat pesat. Efisiensi produksi meningkat secara signifikan, dan pendapatan karyawan pun meningkat.

❑ Misalnya, setelah penerapan sistem imbalan borongan di pabrik binatu, produksi bulanan meningkat sekitar 30%, yang sepenuhnya mencerminkan nilai utama manajemen ilmiah dalam meningkatkan efisiensi produksi pabrik binatu.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, efisiensi peralatan, tekanan uap, kualitas uap, kadar air, usia karyawan, logistik dan manajemen pabrik binatu saling terkait, yang bersama-sama memengaruhi efisiensi operasi pabrik binatu.

Manajer pabrik binatu harus mempertimbangkan faktor-faktor ini secara komprehensif dan merumuskan strategi pengoptimalan yang tepat sasaran untuk meningkatkan efisiensi produksi secara keseluruhan dan daya saing pasar.


Waktu posting: 30-Des-2024